Dilan dan Milea (bikin baper)


DokPri


Lagi-lagi aku lupa tau film Dilan akan release darimana, kayaknya dari hobiku nonton youtube. Dan sejak lihat trailer nya (waktu itu November 2017 kalau tidak salah), aku sudah sangat menunggu-nunggu film Dilan dan memastikan diri untuk nonton di hari pertama filmnya tayang di bioskop. Waktu itu aku begitu excited bukan karena rumor bahwa kisah asmara Dilan dan Milea adalah kisah nyata atau karena Iqbal Ramadhan sebagai pemain utamanya, tetapi karena tertarik aja melihat trailer nya dan gombalan Dilan. Ngomong-ngomong, waktu itu aku juga belum baca novelnya dan gak tau kalau Pidi Baiq yang menulis di tembok Asia Afrika Bandung se-ajaib itu ketika berkarya. 

Menonton tanpa ekspetasi dan gak tau apa-apa terkadang justru memberi kesan dan pengalaman yang menarik, begitu juga ketika aku menonton film Dilan 1990. Asli aku baper parah setelah menonton Dilan 1990 dan rasanya pengen nonton lagi dan lagi kalau gak inget saldo ATM semakin sedikit, haha. Aku gak akan spoiler film Dilan, kalian harus nonton sendiri di bioskop mumpung masih tayang dan supaya film Dilan 1990 bisa tembus 7 juta penonton.

Menonton film Dilan 1990 seperti nostalgia di tahun 1990 which is aku belum lahir tapi aku bisa merasakan nuansa anak SMA 90’an gimana karena setting tempat, motor dan segala pernak-perniknya dibuat se-riil mungkin. Film ini mengajak generasi tua untuk bernostalgia masa-masa SMA era 90’an dan mengajak generasi muda untuk menjelajah waktu.

Bisa dibilang jualan utama film ini adalah romantisme kisah cinta anak SMA tahun 90 yang berlatar dikota romantis Bandung lalu dibungkus dengan gombalan Dilan yang anti-mainstream. Sebenarnya tidak terlalu istimewa karena sudah banyak juga kan film yang mengangkat tema serupa tapi kenapa euforia penonton sangat luar biasa ketika film Dilan 1990 akan release. Mungkin karena 2 hal, pertama karena film ini diangkat dari novel best seller Pidi Baiq yang sudah mempunyai basis fans fanatik cukup banyak, kedua karena pemeran utamanya Iqbal Ramadhan yang notabene juga punya basis fans sangat banyak. Kolaborasi yang sempurna bukan?

Aku bukan pengamat film tapi kali ini aku akan coba beropini tentang Film Dilan yang begitu fenomenal, baik dari jumlah penonton maupun dari jumlah orang yang terjangkit “virus” Dilan 1990. Bahkan lembaga pemerintahan juga demam Dilan lho, ini buktinya :




Sampai aku menulis ini (15-2-2018) kisah cinta Dilan dan Milea sudah disaksikan sebanyak 5.472.000 penonton dalam 21 hari penayangan, sukses besar untuk ukuran film Indonesia.



Sukses besar film Dilan tentu berbanding lurus dengan semakin terkenalnya para pemainnya, simbiosis mutualisme. Lalu apa sih yang membuat film Dilan 1990 begitu istimewa untuk jutaan orang dan juga untuk aku, jawabannya karena alur ceritanya, memang sih alur ceritanya cinta-cintaan tapi cinta Dilan dan Milea beda, cinta mereka begitu khas 90’an dan relate dengan kehidupan nyata. Aku begitu kagum dengan sosok Dilan yang mendekati perempuan dengan cara unik, gombalannya absurd tetapi bermutu karena dia sang penyair selain sang peramal juga. Dilan anak yang pandai, juara kelas dan patuh kepada orang tua meskipun dia adalah panglima tempur geng motor. Kutipan Dilan 1990 yang begitu aku ingat dan kesemsem karenanya adalah “jangan mendekati wanita supaya dia mau, tapi supaya dia senang”. Selain dihujani beribu gombalan Dilan ketika menonton film ini, kita juga dapat menarik banyak pelajaran darinya seperti setia kawan, rajin baca, berteman dengan siapa saja, menghormati orang tua, guru dan tidak pernah menyombongkan diri meskipun pada akhirnya kita tau Dilan adalah anak seorang letnan Ical yang begitu disegani dan mempunyai kemampuan financial lebih dari cukup tetapi Dilan tidak pernah menyombongkan hal itu. Harus diakui juga acting Iqbal dan Vanesha dalam film ini begitu bagus, chemistry antara keduanya begitu kuat meskipun pada awalnya banyak yang skeptis kepada acting mereka berdua terutama kepada Iqbal. Tidak terlalu berlebihan kali ya kalau menyebut mereka the next  Rangga dan Cinta.

Sejauh ini kayaknya Cuma film Dilan 1990 yang membuatku senyum-senyum ketika keluar bioskop dan baper berhari-hari sampai baca ketiga series Dilan dalam waktu 3 hari (saking penasarannya gimana sih ending cinta Dilan dan Milea). Dasar aku cengeng, membaca ketiga buku Dilan membuatku banjir air mata. Aku gak yakin kuat nonton film Dilan 1991 (sendiri), hehe.

FYI, setelah aku nonton Dilan 1990, beberapa hari setelahnya kerjaanku hanya stalking tentang Pidi Baiq, Iqbal, Vanesha, semua rumor tentang Dilan Milea dan jumlah penonton Dilan 1990. Sampai segitu nya lho saking berkesannya film Dilan 1990.

Setelah menonton Dilan 1990, aku dapat menyimpulkan “wanita memang suka digombalin tetapi tidak suka dibohongi”, gimana tuh, laki-laki, puyeng gak? Hehe.

Ada pengalaman absurd ku ketika nonton Dilan 1990, malas mengetik ulang, aku screenshoot dari update-tan fbku ya :



Selamat menonton bagi yang belum menonton, awas baper!!

No comments:

Post a Comment