STMJ Lawu : Kuliner Blitar
STMJ Lawu - Dokumentasi Pribadi |
Ketika
masih berdomisili di Surabaya, kebanyakan orang Surabaya ketika cuaca malam
hari sedang dingin, tongkrongan mereka adalah lapak penjual STMJ. Banyak
penjual STMJ di setiap sudut kota Surabaya, salah satu yang terkenal adalah
STMJ Bu Nunuk yang ada di Jln Ngagel Rejo
dan STMJ depan KBS. Meskipun begitu, aku belum pernah mencoba minum STMJ karena
menurut aku susu dicampur kuning telur itu rasanya bakalan amis gak enak,
hehe.
Kemarin
(4-11-2017) ketika pulang ke Blitar tiba-tiba pengen nyobain STMJ Lawu yang
katanya enak, legendaris dan harganya murah. Kebetulan juga ortu mau ikut jadi
rencanya kami sekeluarga minum STMJ dan makan telur setengah matang di warung
STMJ Lawu itu, tetapi setelah sampai ditempat ternyatanya warungnya sudah penuh
sesak dengan pengunjung lain akhirnya kami memutuskan untuk minum STMJ didalam
mobil.
Sebenarnya aku ragu ketika hendak ke STMJ Lawu
karena waktu ketika berangkat sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, sedangkan
menurut informasi temen kalau STMJ Lawu biasanya habis pukul 21.00 WIB jadi aku
praktis cuma memiliki waktu 1 jam untuk sampai di STMJ Lawu sedangkan rumahku
yang notabene masuk wilyah Kab Blitar membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai
ke kota Blitar. Tetapi beruntung meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 21.15
WIB, STMJ masih buka dan masih rame, mungkin karena malam minggu yaa jadi stok
jualannya dibanyakin.
Sesuai
dengan namanya, STMJ Lawu berada di Jln Lawu Kota Blitar (bisa di search di
google maps). Lokasinya berada di emperan rumah tua dan dekat apotik. Tidak ada
kesan mewah sama sekali tetapi justru dari kesederhanaan tersebut, semua
kalangan bisa “cangkruk” disini. Menu
utama yang dijual adalah STMJ, sampingannya makanan kecil seperti tahu petis,
kacang goreng dan aneka gorengan. Pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk
di lapak (yang memang jumlah kursinya terbatas) bisa duduk lesehan menggunakan
tikar di seberang jalan.
STMJ
dibuat sendiri oleh penjual, maksudnya “rewangnya”
sama sekali tidak membantu selama
proses pembuatan STMJ. Ibu penjualnya tampak terampil membuat STMJ tanpa
sedikit pun terlihat kewalahan meskipun jumlah pengunjungannya banyak. Susu
dibiarkan terus hangat diatas tungku yang masih menggunakan arang. Untuk rasa
menurut aku enak tapi perlu diingat penilaian ini subjektif apalagi untuk aku
yang baru pertama minum STMJ. Rasa kuning telur yang aku bayangkan akan amis
ketika dicampur dengan susu ternyata tidak terbukti. Rasanya dominan susu dan
jahe, cukup menghangatkan ketika dinikmati malam hari.
Harga
STMJ Rp 7.000/gelas, kalau tanpa telur menjadi Rp 6.000/gelas. Minusnya kalau
beli STMJ disini, parkirnya sedikit susah karena memang lapak pinggir jalan
jadi tidak ada lahan parkir, ditambah lagi STMJ Lawu seringnya rame jadi tambah
susah deh cari parkirnya.
wah blitar ternyata banyak makanan yang lezat ya, next time mau coba ah klo lagi berkunjung ke sana, terimakasih suah berbagi yaa
ReplyDeletebantu kita juga dengan klik di sini ya, terimakasih :)