Ayam Gober Malang : Penantang Ayam Nelongso



Ayam Gober Jln Cengkeh Malang - DokPri

Bagi yang tinggal di Malang sepertinya sudah tau bagaimana tersohornya rumah makan ayam goreng nelongso. Selain karena harganya yang murah dan rasa yang enak bagi sebagian besar orang, juga karena outlet mereka tersebar merata di seluruh kota Malang sehingga memudahkan konsumen untuk makan ayam nelongso tanpa perlu jauh-jauh. Tak cuma di Kota Malang saja, ayam nelongso juga ber-ekspansi membuka outlet mereka keluar kota, seperti di Surabaya, Sidoarjo dan Jember. Hal itu tentu membuat ayam nelongso semakin menancapkan akar bisnisnya dan populer sebagai penguasa ayam goreng paling berkuasa di Malang apalagi tagline mereka “Malang kotanya Nelongso” makin dipertegas nih.

Melihat suksesnya ayam nelongso dan renyahnya bisnis kuliner di Kota Malang yang notabene kota dengan banyak populasi mahasiswa, tentu banyak orang mencoba bisnis makanan serupa ayam nelongso, bahasa click bait nya sih mencoba menantang ayam nelongso. Enggak salah sih, namanya juga usaha boleh-boleh aja kok orang mencoba peruntungan dan agar supaya bisnis yang dijadikan acuan tidak statis alias mempunyai inovasi dengan banyaknya kompetitor yang muncul. Lalu untuk kompetitor, kalau mau menyaingi atau paling tidak eksis ya harus mempunyai pembeda (ciri khas).
Ayam gober yang mau aku bahas ini sebenarnya bukan satu-satunya penantang ayam nelongso, ada banyak penantang ayam nelongso di Kota Malang tapi aku bahas ayam gober dulu aja yaa.

Kebetulan pada bulan Februari 2018, ayam gober buka cabang di Jln Cengkeh, Kota Malang. Seperti tradisi rumah makan lainnya di Kota Malang, untuk menarik konsumen mereka mengadakan makan gratis selama 3 hari selama opening. Tetapi dugaan kalian salah jika mengira aku ikut makan gratis itu, meskipun aku anak kost aku gak ikut makan gratis :D. Sebelum nulis ini, aku kira ayam gober itu baru buka alias gak punya cabang ternyata setelah “riset” dengan baca beberapa blog, ayam gober sudah punya beberapa cabang salah satunya di Jln Bendungan Sigura-gura dekat ITN.

Meskipun sebelum mencoba aku sudah “diperingatkan” temenku yang ikut makan gratis ayam gober, yang katanya ayam kecil dan sambalnya kurang nendang tetapi karena rasa penasaranku lebih besar daripada rasa kepercayaanku pada temenku yaudah aku tetap nyoba ayam gober.

Sorry fotonya kabur - DokPri

Interior Ayam Gober Jln Cengkeh Malang - DokPri

Ayam gober ini mempunyai design open kitchen yang diletakkan pada bagian depan warung, design interiornya juga ala-ala café gitu. Namun cukup disayangkan, demi design menarik ala café justru membuat konsumen tidak nyaman pasalnya terdapat banyak lampu bohlam kuning membuat suasana dalam warung menjadi panas ditambah lagi absennya kipas angin dan tentu saja tanpa AC membuatku semakin sumpek. Oya, design tembok juga di cat warna merah, aku pernah baca katanya tembok rumah makan yang dicat warna merah bisa menambah nafsu makan (makannya jadi lahap) tetapi kalau di ayam gober hal itu gak berlaku karena bagiku tambah pengen makan dirumah, karena tambah kesan panas.

Kasir Ayam Gober Jln Cengkeh Malang - DokPri
Saranku sih, mending gak usah dikasih lampu-lampu bohlam kuning atau kalaupun terpaksa dipertahankan sebagai identitas ya harus menyediakan banyak kipas angin supaya konsumen nyaman ketika makan ditempat. Misal bisa dihilangkan itu lebih baik, selain hemat listrik juga pengunjung menjadi nyaman karena tidak kepanasan ketika makan ditempat (dine in). Untuk hal ini mari berkaca pada rajanya ayam goreng di Kota Malang yaitu ayam nelongso dan pesaingannya Cak Per, mereka tidak terlalu menonjolkan layout rumah makannya tetapi menggarap serius rasa menu yang mereka jual. 

Buku Menu Ayam Gober - DokPri


 
Menu Ayam Gober - DokPri 




 
Menu Ayam Gober - DokPri

Menu Ayam Gober - DokPri 


Menu Ayam Gober - DokPri
Mari kita lupakaan soal ketidaksukaanku pada interior ayam gober yang menggunakan lampu bohlam kuning, kita bahas soal sajian utamanya yaitu menu. Ya harus aku akui ayam mereka crispy dengan bumbu meresap dan sambal yang sengaja tidak digiling halus sehingga masih bisa merasakan dan menemukan bawang merah atau bawang putih utuh, enak. Porsinya pun menurut aku mengeyangkan, harganya juga terjangkau dan variasi menunya juga banyak. Worth it menurut aku untuk dicoba atau menjadi alternatif ayam nelongso. Satu lagi, dengan konsep open kitchen yang terletak dibagian depan rumah makan, kehigienisan insyallah bisa dipertanggung jawabkan. Pelayanannya juga cepat serta ramah, masaknya aja yang agak lama karena ayam baru digoreng ketika ada pesanan. Jadi rasa makanan itu adalah penilaian yang sangat personal, mari kita hargai itu. Apabila temenku bilang sambalnya kurang nendang dan ayamnya kecil bisa jadi karena saat itu sedang masa promo, harap maklum. Tetapi seharusnya tidak seperti itu, ya aku tau bisnis tetapi karena tau bisnis harusnya ajang promosi makan gratis dijadikan owner sebagai ajang menggaet konsumen baru, bukankah itu tujuan makan gratis selain untuk hype? Anyway, terima kasih ayam gobernya untuk makan gratisnya. 

Note : 
Aku gak ada foto menu ayam gober karena takeaway , tau kan alasannya? ya benar, aku kepanasan gara-gara lampu bohlam kuning. Nanti kalau aku dine in insyallah fotonya aku sisipkan. 

2 comments: