Wisata Blitar : Bukit Bunda



Bukit Bunda Sign Board - Dokumentasi Pribadi
Beberapa tahun belakangan ini, kabupaten Blitar sedang menggencarkan pembukaan wisata baru. Hal ini aku rasa bagus karena menghidupkan roda perekonomian warga lokal dan memang sebenarnya Blitar punya cukup banyak potensi wisata yang apabila dikelola dengan serius bisa meningkatkan pendapatan asli daerah. Tampaknya Blitar mulai meniru gaya promosi Banyuwangi atau justru kota tetangganya sendiri yaitu Malang. Melakukan branding dan mengoptimalisasi promosi lewat sosial media. Sebagai warga Blitar tentu hal ini menjadi kebanggaan bagi saya, selain sudah gak bingung ketika ditanya “Blitar itu wisata apa aja?” juga karena nama Blitar yang sebelumnya seolah tidak pernah masuk radar tujuan wisata para traveler kini mulai banyak dilirik untuk dimasukkan list jalan-jalan mereka. Well, sebagai warga Blitar lalu apa kontribusi yang bisa aku lakukan? Mengunjungi wisata tersebut, upload ke sosial media dan menulis di blog seperti yang aku lakukan sekarang, hitung-hitung promosi :D

View Bukit Bunda dari atas - Dokumentasi Pribadi
Kali ini aku akan membahas wisata yang cukup baru di Blitar yaitu Bukit Bunda, berlokasi di Desa Kademangan letaknya tidak terlalu jauh dari kampung coklat (yang lebih popular terlebih dahulu) jadi bagi kalian yang ada agenda ke kampung coklat bisa sekalian mampir ke Bukit Bunda yang berjarak hanya 5 km dari kampung coklat. Harga tiket masuknya murah hanya Rp 5.000/orang. Parkir mobil dan motor juga luas, kalian bisa parkir di dalam lokasi atau parkir yang disediakan warga dipinggir jalan. 
Larangan di Bukit Bunda - Dokumentasi Pribadi
Lalu wisata apa sih yang sebenarnya ditawarkan Bukit Bunda? Wisata yang ditawarkan adalah wisata alam, melihat Blitar dari atas. Meskipun tidak tinggi banget tapi lumayan lah view nya. Bukit Bunda sendiri adalah daerah bekas tambang karst yang sudah tidak beroperasi jadi jangan heran kalau disana ada bekas alat berat yang dijadikan objek foto.  
Ada mobil offroad juga yang siap mengantarkan pengunjung ke atas bukit apabila malas berjalan menanjak. Suasanya panas terik karena ya memang bukit kapur :D tapi bagi pengunjung yang bawa anak kecil tidak perlu kuatir karena disana ada fasilitas kolam renang. Untuk masuk ke kolam renang pengunjung harus bayar biaya masuk lagi.
Beberapa fasilitas yang ada di Bukit Bunda antara lain foodcourt, gazebo (biasanya untuk acara outbound), kolam renang, photo booth, flying fox (masih diperbaiki ketika aku kesana) dan beberapa bangunan lagi yang masih terus dibangun (belum tau akan difungsikan sebagai apa).  Oya, di bukit bunda juga ada live musiknya dan mereka sesekali menyanyikan jingle bukit bunda, asyik dan kreatif!
Kolam renang di Bukit Bunda - Dokumentasi Pribadi
Meskipun harga tiket masuk Bukit Bunda Cuma Rp 5.000/orang (untuk ukuran wisata di Blitar itu sudah murah) masih saja ada oknum yang tidak mau membayar dan memilih jalan pintas untuk masuk, mirisnya lagi mereka adalah anak muda yang membawa pacarnya (kids jaman now). Memang sih ada “jalan tikus” menuju bukit bunda sehingga bebas bayar tiket masuk tapi kalau kalian yang paham tujuan diberlakukannya tiket masuk untuk membangun infrastruktur dan menggaji pegawai wisata agar wisata tersebut tetap hidup dan berkembang pasti gak mau melakukan hal bodoh dan merugikan tersebut. Katanya cinta Blitar, mbokya jangan kampungan seperti itu apalagi kamu melakukan itu sama pacar, waduh Rp 5.000/orang aja keberatan kok pake pacaran segala! (stop nyinyir, mari berubah menjadi lebih baik).
Tiket masuk Bukit Bunda - Dokumentasi Pribadi
Jam operasional bukit bunda, aku tidak tau pasti karena tidak tercantum di banner yang ada di lokasi tetapi menurut penduduk sekitar jam operasionalnya mulai pukul 08.00 – 21.00 WIB. Yuks ke bukit bunda, nikmati alamnya, foto-foto dan jangan buang sampah sembarangan. 

Update : Ternyata bukit bunda adalah kawasan wisata milik perseorangan, tepatnya milik eks pilot. informasi lengkap silahkan baca di http://www.tribunnews.com/travel/2017/03/01/bukit-bunda-destinasi-wisata-di-blitar-buah-kekhawatiran-seorang-ibu

No comments:

Post a Comment