Ayam Geprek Paling Mbantul : "Mbok Moro"



 
Ayam geprek "mbok moro" - Dokumentasi Pribadi
Menyambung postinganku sebelumnya tentang ayam geprek, kali ini aku mau sedikit membahas ayam geprek “mbok moro” yang aku tunggu-tunggu kedatangannya di Malang. Singkat cerita ayam geprek “mbok moro” sudah buka cabang di foodcourt Giant Ekstra Kebonsari, Sukun Malang. 

Ayam geprek "mbok moro" cab Giant ekstra Kebonsari - Dokpri


 
Dokumentasi Pribadi
Waktu berganti dan sudah pasti ada perubahan besar dari ayam geprek “mbok moro” dulu dan sekarang. Perbedaan harga sudah pasti, yang dulunya  ramah banget sama kantong mahasiswa Jogja (2013 – 2014) sekarang ya masih ramah tapi gak seramah dulu. Mungkin karena ayam geprek “mbok moro” sudah naik kelas, yang dulunya di toko/ruko pinggir jalan sekarang sudah masuk mall. Makan dengan AC dan tanpa AC sudah pasti beda, wajarlah kalau menurut aku. Lalu perbedaan kedua, dulu nasi dan sop bisa ambil sendiri sepuasnya, sekarang tidak bisa. Memang sih, nambah nasi boleh (gratis) tapi kayaknya orang lebih suka mengambil nasi sendiri dari awal daripada sudah ditakarkan porsi lalu boleh nambah. Oya, teh boleh refill dan gratis lho. Seandainya disuruh memilih, aku lebih suka konsep “mbok moro” yang dulu. 

Dokumentasi Pribadi
Rasanya gimana? Masih sama dengan yang dulu (sebelum di frenchise) atau gak? Kalau menurut aku masih relatif sama tetapi  kemarin ketika aku makan di Malang, agak asin. Pelayanannya gimana? Masih sama seperti dulu, ramah sekali. Mungkin ini ciri khas “mbok moro” yang selalu akan dipertahankan selain resep ayam gepreknya yang enak dan pedas.

Dokumentasi Pribadi

Jadi kesimpulannya gimana? Apakah ayam geprek “mbok moro” worth it untuk dicoba atau tidak? Kalau menurut aku worth it, karena apa? Karena sebelum menjamur ayam geprek seperti sekarang bisa dibilang “mbok moro” adalah pelopornya. Sebagai pelopor sudah tentu mempunyai cita rasa khas yang tidak dimiliki kompetitor, misalnya sambal yang langsung dibuat ketika ada pembeli jadi fresh banget, rasa pedasnya juga lebih berasa karena kita bisa menentukan jumlah cabe yang mau dibuat sambal. Lalu untuk menyesuaikan permintaan pasar, “mbok moro” selalu berinovasi dalam hal variant menu. Ini adalah salah satu alasan konsumen tidak akan pernah bosan makan di “mbok moro”.

1 comment: