Ayam Monyor-Monyor Malang

Sebagai anak kost, urusan makan bisa dipastikan adalah urusan ibu warteg terdekat pun demikian dengan aku. Masih single dan memiliki tingkat malas kelas kakap, aku nyaris tidak pernah masak selama ngekost. Ketika malam tiba, perut keroncongan maka penyetan/lalapan hampir pasti jadi menu andalan. Bosen sih kalau tiap malam makan itu terus tapi gimana ya penjual makanan di Malang kalau malam hari itu rata-rata menunya penyetan aja. So buka instagram lah aku untuk tau update tempat makan di Malang, referensi ku selalu ig : @ngalamkuliner , selain tau update tempat makan terbaru gak jarang lho ada promo makan gratis yang di infokan @ngalamkuliner.  Anak kost wajib follow nih :D . Ternyata gayung bersambut, aku menemukan promo beli 1 gratis 1 selama opening ayam monyor monyor malang, cuus berangkat! :D

Ayam monyor-monyor ini berada satu lokasi dengan RM Pecel Bu Tinuk (Jalan Soekarno Hatta D 500 kav A, Mojolangu, Lowokwaru, Malang) yang sudah terkenal lebih dulu. Gak tau apakah ayam monyor-monyor ini variant menu terbaru RM Pecel Bu Tinuk yang di branding baru atau sudah lain kepemilikan. Aku gak sempat bertanya detail ke pelayannya karena fokusku kesana cuma makan bayar 1 gratis 1 :D

Menu Ayam Monyor-Monyor Malang
Harga per-porsi paket ayam kuto monyor-monyor 14rb. Memang sih menunya seperti penyetan yaitu lauk ditambah sambal dan lalapan tapi ini beda, bedanya ada sayur asem (kalau tidak salah namanya :D). Sambalnya pedas tetapi enak, bumbu ayamnya juga meresap sempurna. Harusnya aku sudah tidak ada komplain ketika makan ayam monyor karena selain rasanya enak, tempat makannya nyaman dan aku makan ini promo :D tapi gimana ya memang ada hal yang perlu diperbaiki yaitu tentang kecepatan pelayanan. Pada waktu aku memesan, tidak ada pengunjung lain yang memesan ayam monyor tetapi pelayanannya lama. Mungkin karena cara memasak ayam monyor memang membutuhkan waktu lama yang menyebabkan penyajiannya juga menjadi lama.

Dokpri
Memang sih kita mendapatkan es teh dalam porsi jumbo tetapi untuk aku itu masih kurang karena sambalnya pedas, pedas tapi susah untuk berhenti makannya, enak sih  :D 

Dokpri
Sejak saat itu, aku belum pernah makan lagi di ayam monyor, mungkin sekarang sudah rame gak sepi kayak dulu. Aku bilang sepi karena biasanya ketika ada promo makan gratis atau beli 1 gratis 1 selalu rame (ya kamu tau lah siapa pelaku yg menyerbu makan gratis itu, hehe) tapi di ayam monyor tidak, gak tau apakah karena informasi kurang menyebar atau memang sepi peminat. Bisa jadi mereka mengira ayam monyor itu mahal karena apabila melihat tempatnya memang harusnya ayam monyor itu diatas 20K padahal nyatanya lebih murah daripada ayam pedas yang punya banyak variant sambal dan buka 24 jam. Ya kita mungkin harus mengakhiri budaya “melihat buku dari sampulnya”. Btw, aku nulis ini bukan dibayar lho (lha wong blog aku ini sekarang per minggu nya views cuma 10-an :D), hanya untuk sharing dan sebagai ucapan terima kasih karena aku bisa makan enak lewat promo beli 1 gratis 1. Next time cobain belut goreng kali yaa J  


 
Dokpri
Sudah 1 tahun ini, aku berjualan furniture online. Platform yang sering aku gunakan untuk berjualan adalah olx, selain instagram dan facebook. Lalu sekarang sudah mulai gelar dagangan di ecommerce Tokopedia. Selama 1 tahun berjalan, Alhamdulillah semua baik-baik saja. Maksudnya meskipun berjualan online, aman dari tindak penipuan padahal aku dulu menerapkan sistem full amount ketika barang sampai di customer dan rata-rata customerku luar kota semua. 

Tetapi tidak selamanya kita bertemu orang baik, contohnya hari ini (18-12-2017), 8 menit setelah aku posting barang di olx ada seseorang perempuan yang WA untuk order barang. Perempuan itu mengaku bernama Anah Rohmah warga Bekasi barat. Sebagai penjual seneng dong, dagangannya mau laku apalagi mau dibeli 5 pcs dan gak pake nawar. 


Awalnya aku sempat terpikirkan untuk melakukan transaksi melalui rekber atau Tokopedia, jadi biar sama-sama gak insecure. Belum sempat keinginan itu aku utarakan, orangnya seolah sudah deal dan hendak transfer. Berhubung ini tanggal 18 dan menurut aku itu tanggal tua secara alam bawah sadar aku mengiyakan untuk transfer antar bank langsung, ya aku pikir perempuan ini sudah terbiasa belanja online kali ya makanya bisa langsung percaya dan aku memang gak ada sedikit pun niatan untuk menipu, setelah transfer pasti langsung aku kerjakan orderannya. 

Kembali ke kata-kata ku tadi, gak setiap waktu kita beruntung bertemu dengan orang baik dan hari ini aku sedang tidak beruntung. Singkat cerita, setelah deal dengan harga barang dan ongkir tiba-tiba orangnya mau transfer memakai rekening ponsel mandiri e-cash. Berhubung aku “kutu buku” offline dan online, artikel tentang modus penipuan mandiri e-cash sudah banyak aku baca jadi bisa dibilang penipunya salah sasaran :D dan karena aku malas berdebat untuk hal yang merugikan, nomor si penipu langsung aku block. 

Temen-temen yang berjualan online secara “direct” tanpa e-commerce hati-hati ya, karena sekarang sudah banyak modus penipuan. Kalian kan melek teknologi, buktinya bisa jualan online, sempet-sempetin dong baca artikel tentang modus-modus penipuan, si penipu terus belajar bagaimana caranya nipu, mereka upgrade “ilmu menipu” kita juga harus upgrade ilmu menangkal niat jahat mereka. Jangan sampai kita kalah pinter daripada para penipu. 

Aku gak tau ya, kalau chatting itu aku lanjutin dan menuruti semua permintaan perempuan itu apakah berujung untung atau buntung, instingku sih mengatakan buntung. Meskipun ini tanggal tua bagi aku, Alhamdulillah gak semudah itu aku percaya terhadap modus yang (mungkin) penipuan. Kita sebagai penjual harus menaruh curiga, ketika ada calon customer yang membeli barang dari kita dalam jumlah banyak tanpa nego-nego dan semua serba di iyakan oleh calon customer, bisa jadi calon customer itu orangnya memang baik atau malah mereka penipu. Begitulah jualan online, enaknya banyak, gak enaknya juga gak sedikit, hehe. Semua pekerjaan ada resiko masing-masing, selama kita bekerja di jalan yang benar percaya aja semua akan baik-baik saja. 



Aku gak yakin kalau foto SIM yang dikirim penipu itu, benar foto si penipu. Bisa jadi itu foto SIM orang asal comot atau SIM palsu, logikanya penipu gak pernah memberi tau identitas aslinya. Semoga jika benar itu SIM asli mbak nya, mbak nya bisa kasih klatifikasi jika dia tidak pernah terlibat tindakan penipuan. 

Semoga pengalaman pribadi yang aku sharing ini, bisa bermanfaat terutama untuk yang bergelut di bidang bisnis online. Jangan lupa kalau sedang membutuhkan furniture berbahan kayu solid, harga kompetitif dan jelas gak nipu hubungi aku melalui komentar dibawah atau di sosial mediaku (loh iklan? :D).



-cerita panjang-



Sosial media? Ya, tentu kita  sudah tidak asing dengan sosial media seperti facebook, twitter, instagram dll. Kita sudah sering menggunakannya, bahkan tidak hanya untuk “killing time” tapi seperti sudah kebutuhan sehingga mengambil porsi waktu produktif kita. 

Ngomong-ngomong soal penggunaan sosial media yang “tidak tepat waktu”, aku ada pengalaman dengan seorang teman bule asal UK.  Perbedaan waktu UK dan Indonesia itu sekitar 7 jam, jadi ketika di Indonesia jam 15.00, di UK baru jam 08.00. Karena perbedaan waktu itu, komunikasi kita “delay”. Sebenarnya gak bisa dibilang delay sih, karena ketika aku di Indonesia sudah pulang kerja dan santai, dia disana sedang bekerja. Awal kenal aku bertanya “kenapa kamu balasnya lama? Ya, aku tau perbedaan waktu, apa tidak bisa membalas chat ketika kamu bekerja? Maksudku ketika kamu makan siang”. Dan dia menjawab “ma’af tidak bisa karena ketika bekerja, aku fokus kerja. Aku akan menggunakan sosmed ketika aku sudah benar-benar santai”. Waah, beda sekali ya dengan orang kita. Kita terbiasa menggunakan sosmed kapan saja, bahkan saat bekerja atau bahkan ketika ngobrol empat mata dengan teman kita bisa lho sambil lihat postingan di instagram. 

Mungkin fakta ini lah yang menyebabkan jejaring sosial selalu tumbuh pesat di Indonesia.Dulu (atau mungkin sampai sekarang masih ya??) bisa dibilang aku orang yang terlalu atraktif di sosial media. Ada kejadian apa aja selalu update status tanpa ada filter, bahkan terkesan pencitraan untuk menarik simpati. Duh, malu kalau mengingat masa lalu alay. Hampir tiap hari selalu update foto di ig, untungnya sih bukan spam foto selfie karena secara fisik aku sadar betul tak menarik, selain gak bisa pose depan kamera juga. Makin dewasa, makin paham kalau aku menggunakan sosial “terlalu” dan itu gak baik. Aku sedikit demi sedikit sudah bisa mengurangi kecanduan yang terlalu dengan sosial media, bisa dilihat di instagram dalam 1 bulan cuma ada beberapa foto yang aku posting dan itupun menurut aku sudah foto sortiran yang di upload bukan untuk tujuan riya’ tetapi lebih ke informatif dan fun, that’s why I use hash tag #instagramforfun.

Kadang aku merasa miris, melihat timeline instagram yang isinya hanya pamer dan terlihat tidak real, hidup serba hedon, lalu aku mikir apa ini ya yang namanya “di sosial media kamu bisa jadi siapa aja”?. Ada yang lucu di instagram, orang banyak-banyakan followers dan sedikit-sedikitan following, what the hell? Semakin banyak followers seperti suatu kebanggaan sendiri. Oya, lupa kalau banyak followers kan bisa di endorse dan jadi selebgram (?).

Path, dulu ketika mulai bosan dengan instagram dkk aku fokus ke path karena path eksklusif. Gak usah aku ceritakan panjang lebar tentang ke-eksklusifan path apa karena kalian juga udah paham. Tapi seiring berjalannya waktu, path gak seasyik dulu, gak eksklusif lebih tepatnya. Dan aku mulai (atau sudah?) meninggalkannya.

Facebook, sosial media terlama yang aku miliki selain twitter. Sempat vacuum beberapa lama dan akhirnya aku login kembali. Alasannya? Teman-temanku banyak di fb. Tetapi aku tidak memakai facebook seperti dulu, yang setiap saat selalu lihat timeline karena timeline facebook gak seasyik dulu, isinya share-share berita yang gak jelas sumbernya dan perdebatan rasis sana-sini. Bisa dibilang facebook paling rentan isu hoax.

Twitter, salah satu sosial media yang masih asyik. Gak begitu dikuasai hoax dan pamer. Isi tweet masih banyak yang berbobot yang bisa menambah wawasan dan banyak company yang mempunyai akun twitter, sehingga memudahkan customer apabila ada pertanyaan dan keluhan. Twitter juga orangnya “well educated” kalau menurut aku, ya iyalah twitter kan isinya tulisan 144 karakter, bisa sih twittpict tapi orang “low educated” pasti tidak suka itu, kurang menarik kata mereka.

Oya, kenapa aku tiba-tiba pengen nulis sebanyak ini? Karena aku melihat postingan di group fb yang aku ikuti, ada orang posting sesuatu yang baik tetapi malah di bully dan ada orang yang posting sesuatu yang gak penting malah dipuja, dunia terbalik ya?! Di posisi seperti itu aku gak bisa ikutan komentar karena percuma, tim bully yang fungsi otak kurang dimaksimalkan jumlahnya lebih banyak. Yuk ahh, menggunakan sosial media dengan bijak dan jangan mudah judge orang lain dengan kata-kata kasar.

Segala sesuatu pasti mempunyai dua sisi yaitu sisi positif dan negative, pun demikian dengan sosial media. Sosial media apabila dipergunakan dengan baik tentu mempunyai manfaat, seperti sosial media untuk berjualan dan aku sudah menghasilkan rupiah dari berjualan online di sosial media. Mungkin aku akan cerita dipostingan selanjutnya tentang jualan online ku, lumayan kan sekalian promosi :D

Karena ini sudah page 3, aku akhiri aja deh tulisan uneg-uneg ku ini, semoga apa yang aku tulis panjang lebar ini ada manfaatnya, as you know aku tidak anti sosial media, aku juga pengguna sosial media, pernah alay juga tapi karena proses waktu akhirnya aku “lumayan” bisa menggunakan sosial dengan lebih bijak.


 
Ayam geprek "mbok moro" - Dokumentasi Pribadi
Menyambung postinganku sebelumnya tentang ayam geprek, kali ini aku mau sedikit membahas ayam geprek “mbok moro” yang aku tunggu-tunggu kedatangannya di Malang. Singkat cerita ayam geprek “mbok moro” sudah buka cabang di foodcourt Giant Ekstra Kebonsari, Sukun Malang. 

Ayam geprek "mbok moro" cab Giant ekstra Kebonsari - Dokpri


 
Dokumentasi Pribadi
Waktu berganti dan sudah pasti ada perubahan besar dari ayam geprek “mbok moro” dulu dan sekarang. Perbedaan harga sudah pasti, yang dulunya  ramah banget sama kantong mahasiswa Jogja (2013 – 2014) sekarang ya masih ramah tapi gak seramah dulu. Mungkin karena ayam geprek “mbok moro” sudah naik kelas, yang dulunya di toko/ruko pinggir jalan sekarang sudah masuk mall. Makan dengan AC dan tanpa AC sudah pasti beda, wajarlah kalau menurut aku. Lalu perbedaan kedua, dulu nasi dan sop bisa ambil sendiri sepuasnya, sekarang tidak bisa. Memang sih, nambah nasi boleh (gratis) tapi kayaknya orang lebih suka mengambil nasi sendiri dari awal daripada sudah ditakarkan porsi lalu boleh nambah. Oya, teh boleh refill dan gratis lho. Seandainya disuruh memilih, aku lebih suka konsep “mbok moro” yang dulu. 

Dokumentasi Pribadi
Rasanya gimana? Masih sama dengan yang dulu (sebelum di frenchise) atau gak? Kalau menurut aku masih relatif sama tetapi  kemarin ketika aku makan di Malang, agak asin. Pelayanannya gimana? Masih sama seperti dulu, ramah sekali. Mungkin ini ciri khas “mbok moro” yang selalu akan dipertahankan selain resep ayam gepreknya yang enak dan pedas.

Dokumentasi Pribadi

Jadi kesimpulannya gimana? Apakah ayam geprek “mbok moro” worth it untuk dicoba atau tidak? Kalau menurut aku worth it, karena apa? Karena sebelum menjamur ayam geprek seperti sekarang bisa dibilang “mbok moro” adalah pelopornya. Sebagai pelopor sudah tentu mempunyai cita rasa khas yang tidak dimiliki kompetitor, misalnya sambal yang langsung dibuat ketika ada pembeli jadi fresh banget, rasa pedasnya juga lebih berasa karena kita bisa menentukan jumlah cabe yang mau dibuat sambal. Lalu untuk menyesuaikan permintaan pasar, “mbok moro” selalu berinovasi dalam hal variant menu. Ini adalah salah satu alasan konsumen tidak akan pernah bosan makan di “mbok moro”.