Es Kepal Milo Full Topping - DokPri


Datang akan pergi
Lewat kan berlalu
Ada kan tiada
Bertemu akan berpisah

Awal kan berakhir
Terbit kan tenggelam
Pasang akan surut
Bertemu akan berpisah

Memulai menulis dengan penggalan lirik lagu Endank Soekamti yang berjudul “sampai jumpa”. Kira-kira begitulah hidup, tak ada yang abadi. Jika dulu ada pop ice, cappuccino cincau, thai tea sekarang ada es kepal milo, sudah mulai paham kan kenapa intronya lagu itu? yuups, seberapa lama sih ‘masa eksis’ es kepal milo ini.

Sejak April lalu, es kepal milo menjadi viral, tak susah menemukan penjual es kepal milo di penjuru Kota Malang mulai yang berjualan menggunakan tenda berukuran 2 x 3 meter sampai sederhana saja menggunakan meja, asal ada tempat untuk menaruh toping dan alat untuk membuat es serut kepal. Tak hanya di Kota Malang saja, viralnya es kepal milo yang bermula dari Malaysia ini juga merambah hampir seluruh kota di Indonesia, luar biasa ya.

Tak heran jika tiba-tiba banyak orang yang berjualan es kepal milo karena rata-rata lapak es kepal milo adalah franchise, jadi kita hanya perlu menyiapkan tempat berjualan dan dana sekitar 4 juta untuk memulai berjualan karena bahan dan alat yang sudah disiapkan, simple. BEP berapa lama? Kalau untuk saat ini menurut aku BEP bisa sebulan bahkan bisa kurang mengingat permintaan pasar (animo) sangat tinggi. Mereka rela antri lho untuk es kepal milo yang dibanderol dengan harga 15rb/cup untuk variant full topping.

DokPri 

Viralnya es kepal tidak serta merta membuatku langsung tergoda untuk segera mencoba, apalagi ketika aku membaca artikel tentang jumlah kalorinya yang cukup tinggi dalam 1 cup es kepal milo, sebagai kaum wanita yang takut berat badan bertambah maka hal seperti itu harus diperhatikan. Barulah karena esoknya puasa Ramadhan dan keperluan buat menulis ini aku membeli 1 cup es kepal milo full toping. 

Es Kepal Milo - DokPri


Gimana rasanya? MANIS. Deskripsi singkat itu cukup menjelaskan es kepal yang disiram kuah milo kental dan diberi aneka topping yang berasa manis. Jadi manis ditambah manis sama dengan manis sekali atau aku bilang “eneg”, wajarlah kalau kalorinya cukup tinggi.

Lalu pertanyaan selanjutnya, es kepal milo bakalan eksis sampai kapan? Kalau menurutku gak lama karena seperti yang sudah-sudah ini hanya trend makanan atau minuman sesaat, butuh sesuatu yang special untuk membuat makanan atau minuman bertahan dan dicintai dalam waktu lama. Soal harga juga bisa jadi penentu bertahannya minuman ini. Akankah es kepal milo se-everlasting es campur? Kita lihat saja.

NB : Harga es kepal milo mungkin berbeda di setiap kota.
Ma’af foto proses pembuatan es kepal milo tidak ada karena tak sanggup mengantri aku membeli es kepal milo melalui aplikasi online.



Dewasa ini sepertinya semua orang sudah akrab dengan sosial media, tak heran jika sekarang smartphone sudah seperti kebutuhan pokok setiap orang. Tua, muda, di kota, di desa, pekerja kantoran, pekerja lapangan semua seperti tak bisa hidup tanpa sosial media. Sosial media sudah menembus semua lapisan strata sosial. Sudah banyak yang membahas tentang positif dan negatifnya sosial media, tetapi terlepas dari itu semua eksistensi sosial media tidak perlu diragukan.

Pekerjaanku yang mengharuskan memantau sosial media terutama FB dan IG, membuat aku menjadi sedikit banyak tau karakter orang ketika bersosial media. Bukan riset khusus sih, hanya penilaian dan pengamatan pribadi. Berikut ini aku mencoba menjabarkan 'karakterk' pengguna kedua sosial media itu, sekali lagi ini hanya opiniku ya jadi kalian boleh setuju atau gak. Facebook sebagai raksasa sosial media yang eksistensinya sudah lumayan lama, sekarang sudah mulai ditinggalkan kaum milenial yang awalnya hijrah ke twitter lalu migrasi besar-besaran ke instagram. Ya begitulah perubahan itu dinamis dan selalu ada. Rata-rata pengguna facebook sekarang adalah kaum tua yang mana facebook adalah sosial media pertama mereka, lalu pengguna aktif selanjutnya adalah kaum “blue collar” meskipun kaum “white collar”  juga masih ada yang aktif di FB tetapi jumlah mereka kalah jauh dengan “blue collar”. Memang tidak ada yang salah dengan tetap menggunakan FB tetapi sejauh yang aku amati, FB tidak se-asyik dulu yang orang masih senang berbagi cerita lewat status, sekarang yang sering muncul di beranda FB adalah orang berjualan dan share berita hoax, sekali lagi gak salah sih jualan di FB atau sosial media lainnya tetapi menurutku itu membuat FB tidak “fun” seperti pertama kali aku menggunakannya.

Instagram, sosial media baru yang langsung melejit dalam waktu singkat. Berkonsep foto yang diberi keterangan lalu berkembang fiturnya dengan menghadirkan instastory dan DM (Direct Message). Melihat feed instagram memang sangat menyegarkan mata, foto pemandangan bagus, wajah yang rupawann dan berbagai gaya fancy lainnya. Ya begitulah instagram bisa menjadi magnet yang luar biasa bagi semua kalangan.
Aku selalu berpikir dan akhirnya berbuah tulisan ini, apakah semua yang ada di sosial media adalah riil? Atau hanya fana? Sebelum mencoba menjawab pertanyaan krusial tersebut, alangkah bijaknya aku yang juga pengguna sosial media mengkoreksi diri sendiri. Sebelum memutuskan upload foto di instagram, percayalah 

bahwa itu adalah foto terbaik versiku yang sudah di sortir lalu memikirkan caption yang lama baru klik posting. Segitu panjangnya ya untuk sebuah foto di instagram? Berkaca dari hal tersebut, demi produktifitas aku mengurangi penggunaan instagram dan sosial media (tahap proses). Kalau aku yang warga instagram biasa segitunya buat upload foto lalu gimana buat selebgram? Sudah mulai bisa menyimpulkan kan? Sebelum pada pemikiran ‘sedewasa’ dan ‘sesadar’ ini, aku pernah berada pada titik dimana eksistensi di sosial media itu amat sangat penting. Lalu apakah salah satu fungsi sosial media itu untuk pencitraan? Menurut aku iya, itulah kenapa kita tidak pernah sembarangan upload foto di instagram. Meskipun, sekali lagi ada juga tipe orang yang memposting foto tanpa filter, itu pengecualian.

Intinya apa sih dari semua yang aku tulis ini? Intinya bijaklah dalam bermain sosial media dan jangan percaya apapun itu di sosial media (sebelum cek ulang ke-absahannya) khususnya jangan jatuh cinta hanya dari sebuah foto, semua kemungkinan itu ada tetap berhati-hati.  Btw, tulisan ini kayak nasihat buat diri sendiri sekaligus share pemikiran, semoga berguna.


Dokpri

Harusnya aku nulis ini sejak 2017, sejak banner missyu Blitar bertebaran di setiap sudut lampu merah Kota Blitar dengan menampilkan Thai Mango Juice yang saat itu memang sedang naik daun. Tetapi karena tidak ada jadwal nulis yang teratur (meskipun ada target satu tulisan setiap minggu dan menaikan traffic blog) jadilah tulisan ini baru release setelah ganti tahun. Sudah tidak ‘anget’ lagi tetapi semoga tetap ada yang baca dan mendapatkan informasi dari apa yang aku tulis seadanya ini.

Waktu itu aku masih rajin ke Kota Blitar setiap minggu jadi tiap berhenti di lampu merah dan melihat banner opening missyu Blitar aku selalu tertarik untuk datang pas opening demi rasa gengsi mendapat gelar “the first” (apaan sih?) apalagi waktu itu thai mango juice yang sedang booming masih agak susah didapatkan di Blitar. Tapi apa lah daya, ketika opening karena aku datang terlalu bersemangat yaitu jam 12.00 wib missyu Blitar belum buka, karyawan missyu masih menata bangku. Aku tipe orang yang “right now or never” akhirnya memutuskan pulang, padahal aku sudah membayangkan segarnya meminum thai mango di siang hari.

Dokpri

Gambar dan tulisan di tembok miss yu - Dokpri

Dokpri
Miss Yu Blitar yang buka sejak 25 November 2017 berada di area pasar ikan hias, utara stadion Blitar. Untuk aku yang tidak setiap hari di Blitar (anak rantau, haha) agak susah menemukan keberadaan missyu yang ‘nylempit’ didalam area pasar ikan. Kalian harus belajar dari kebodohanku yang mengelilingi stadion Blitar sebanyak 6 kali hanya demi thai mango missyu, jadi kalian masuk saja area pasar ikan sebelah timur SMP 7 dan missyu akan dengan mudah ditemukan. Lokasinya anti mainstream ya missyu ini, biasanya kan café berada di jalan utama yang mudah dijangkau. Kalau ada yang nyletuk “kan pangsa pasarnya anak sekolah dekat situ?” imho kayaknya enggak deh, karena harganya gak masuk untuk anak sekolah dekat situ.

Dokpri

Design dari miss yu sebenarnya menarik dengan berbagai mural atraktif ditembok, ya khas café gitu lah tapi karena berada di dalam pasar ikan pemandangannya ya gitu deh. Bersih atau tidak itu relatif tetapi kalau boleh saran mencari tempat yang lebih strategis sepertinya menjadi opsi terbaik miss yu.

Menu miss yu - Dokpri
Udah tau kan apa aja menu miss yu. Yups, rata-rata makanan kekinian yang anak muda banget seperti sate taichan dan thai mango juice.  Jangan salah sangka kayak aku dulu ya, yang mengira miss yu hanya jualan thai mango juice aja.

Dokpri
Waktu itu aku memesan sate porsi sate thaican dan segelas thai mango juice. Sate taichan datang dengan hot plate (ya memang sudah seharusnya begitu) rasanya biasa aja dengan daging ayam yang sangat sedikit bahkan saking sedikitnya susah buat di makan karena lengket di tusuknya. Aku gak tau nih Rp 15.000 worth it untuk sate taichan atau enggak. Untuk thai mango juice nya sih enak, mengenyangkan (yaiyalah mangga sebanyak itu ditambah susu dan white cream) jadi untuk aku yang makannya sedikit (emoji senyum) nasi taichan dan thai mango juice itu terlalu banyak, daripada mubadzir akhirnya aku membawa pulang sisa thai mango juice.

Sate taichan miss yu - Dokpri

Overall, miss yu Blitar bisa lah buat jadi salah satu alternatif tempat nongkrong di Blitar apalagi yang pasangannya hobi ikan, kita bisa menunggu dia (pasangan) menyalurkan hobi ikan sedangkan kita memandangnya dengan senyum sambil minum thai mango juice

NB : kalau thai mango nya enggak habis kayak aku dan mau dibawa pulang, minta saja penutup cup dan plastik ke pelayannya, dengan ramah mereka akan memberikannya. 

Dokpri
Tidak seperti pulang kampung biasanya, minggu tanggal 22 April 2018 aku berencana bangun pagi sekali lalu sepedaan dengan rute Kanigoro – Jegu. Supaya rencana itu menjadi realita, aku harus mencari motivasi, nah motivasiku tentu sarapan (apa lagi?). Tiba-tiba inget beberapa minggu lalu sempat berbalas tweet dengan teman lama yang bahas pecel lambe ndower Kanigoro. Gayung bersambung, teman sepedaanku juga setuju untuk sarapan disitu.

Setelah lelah mengayuh sepeda kurang lebih 10 km, dengan sisa tenaga yang ada aku melewati Pasar Kanigoro yang hectic ketika pagi hari lalu ke timur kurang lebih 300 meter, selatan jalan di depan swalayan disitulah pos pemberhentian kami yang tak lain adalah lokasi pecel lambe ndower berada. Sesampainya didepan warung pecel lambe ndower kami disambut dengan banner besar bertuliskan “tidak buka cabang” yang seolah menegaskan bahwa disini lah satu-satunya warung pecel lambe ndower berada, strategi ini diperlukan agar tidak muncull pecel pedas yang aspal (asli tapi palsu).



Pecel Lambe Ndower tampak depan - Dokpri

Aku sampai di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB dan saat itu belum terlalu banyak pengunjung, aku langsung memesan satu porsi pecel dengan sambal tidak pedas serta teh hangat. Aku memang tidak memesan pecel pedas yang menjadi khasnya nasi pecel lambe ndower karena aku tau, aku bakal sakit perut atau minimal tak akan mampu makan. Oya, kata orang-orang yang pernah makan disini, pasangan yang pas untuk nasi pecel pedas khas lambe ndower adalah dawet. Menurut aku, rasa nasi pecel disini biasanya saja, nothing special. Aku gak tau ya, apa karena aku pesan pecel dengan sambal tidak pedas sehingga tidak merasakan keistimewaannya karena sebagaimana kita tau, warung pecel lambe ndower tersohor karena rasa sambalnya yang pedas.


Pecel Lambe Ndower - Dokpri

Harga yang dipatok untuk seporsi nasi pecel dengan lauk standar yaitu tempe goreng, peyek dan bakwan jagung seharga Rp 7.000/porsi, cukup murah dan mengenyangkan bagiku. Porsinya pas dan sayurnya terlihat segar. Warungnya sederhana tetapi luas dan terkesan bersih sehingga nyaman untuk makan disini. Ketika makananku sudah datang, pengunjung yang datang pun berangsur-angsur semakin banyak tetapi kalian tak perlu khawatir pelayanannya akan lama karena pecel lambe ndower mempunyai banyak pegawai yang cekatan serta ramah melayani para pengunjung. 


Dokpri
Ketika aku asyik makan, tanpa sengaja aku melihat bapak-bapak yang makan pecel dicampur kuah soto. Untuk memastikan menu itu, aku bertanya ke salah satu pelayan dan katanya memang ada. Jadi menu itu adalah menu special request dari konsumen yang ingin mix pecel, kuah soto dan suwiran ayam. Duh, jadi inget kantin SMA ku yang juga menyediakan menu pecel soto. Untuk harganya pecel soto dengan suwiran ayam, aku lupa bertanya, mungkin next time kalau aku makan disini bakalan aku tambahin informasi harga dan semoga nanti aku sudah siap memesan pecel pedas yang lagi-lagi katanya bisa bikin lambe ndower karena kepedasan. 


Dokpri
Sebagaimana kita tahu, salah satu makanan khas Blitar adalah nasi pecel dan kudapan tersebut sangat cocok untuk dinikmati pagi hari. Hampir disetiap sudut Kota Blitar jamak kita temukan penjual nasi pecel, sepertinya seru kali ya safari nyobain nasi pecel satu-satu untuk membuat komparasi rasa dan tentu saja pecel lambe ndower bisa menjadi salah satu list nasi pecel yang harus dicoba. Bagi kalian yang berencana kencan di pagi hari dan ragu ke pecel lambe ndower karena pasangannya gak suka pecel, jangan khawatir disini juga ada menu soto ayam lho.