Penambahan fitur ig story dan live streaming beberapa bulan yang lalu oleh pihak instagram membuat orang-orang makin sibuk dengan gadget. Membuat orang biasa berasa kayak artis yang punya banyak fans karena talenta. Pernah ya aku makan di Mie Jogging Suhat, aku liat mbak-mbak makan tapi di live-kan. Aku bingung sama mbak itu, motivasinya apa makan aja tapi di live-kan? Dan ada yang nonton (??). Didaerah depan Unikama, kalau pagi macetnya udah kayak Jln Moh Toha Pasar Baru Tangerang. Udah macet gitu, masih ada mbak-mbak naik motor sambil pegang hp buat video.  Sepertinya mau di upload di ig story dengan tulisan "macet di depan unikama" plis mbak, yang kamu lakuin selain membahayakan karena gak fokus antara pegang hp dan nyetir motor juga menambah macet, harusnya bisa maju pelan tapi justru berhenti buat ngrekam video. Aku jadi mikir, segitu pentingnya kah eksistensi didunia maya? aku gak anti sosmed, bahkan bisa dibilang aku "gila" sosmed sejak SMA. Jaman kuliah, awal-awal ig hampir tiap hari aku post foto. Entah bermutu atau gak yang penting posting foto demi label "keren". Aku ikut wwim, di Jogja dan di Surabaya itu saking aktifnya aku di ig. Well, makin kesini aku makin mikir, sebegitu bergantungnya kah aku sama sosmed demi label "hits"? aku ngepath dimana tempat aku makan, aku foto dan upload di path yang disambungkan ke twitter dan aku upload juga di ig. aku alay! Aku berteman dengan bule, dia punya fb tapi jarang banget aktif, meskipun dia kenal aku dia gamau confirm. Kenapa? Karena bagi mereka fb itu hanya untuk family and close friend. Gak kayak kita ya yang banyak2kan temen fb meskipun gak kenal asal confirm aja. Dia juga gak begitu interest di sosmed, bule bilang hal aneh ketika di hp ada 3 sosmed. So dia hanya punya email dan fb untuk berkomunikasi. Email pun akan dibalas ketika selesai kerja (free time). Gak kayak kita yang kebanyakan waktunya untuk main sosmed. Mereka lebih prefer membaca buku daripada otak-atik hp untuk main sosmed. Mungkin gak semua bule seperti dia tapi intinya aku ambil hal positifnya, mereka gak tergantung dengan sosmed, mereka me-manage waktunya untuk hal yang memang lebih berguna. Baru-baru ini aku juga baca caption panjang SarSeh tentang postingan terakhir di ig. Aku merasa lebih meant-full ketika melakukan sesuatu gak demi sosmed contohnya makan ya makan aja, gausah pakai gaya makan di tempat A demi update path. Aku makan ya karena lapar dan mungkin memilih tempat A ya karena murah, enak. Memang agak susah tapi aku udah mulai melepas ketergantungan/kecanduan terhadap sosmed demi lebih banyak baca, nulis dan mikir hal positif (jodoh). Gunain sosmed sah-sah aja, bahkan presiden juga punya akun twitter tapi yang perlu diingat gunakan dengan bijak jangan over.